Sabtu, 28 Mei 2016

Macam Protein Pada Membran Sel


Vasodilatasi dan Vasokontriksi Pembuluh darah



Persyarafan vaso-motorik mengendalikan arteriol kutan dengan dua cara, yaitu vasodilatasi dan vasokonstriksi. Pada vasodilatasi arteriol memekar membuat kulit lebih panas dan kelebihan panas cepat terpencar dan hilang karena kelenjar keringat bertambah aktif dan karena hal tersebut terjadilah penguapan cairan dari permukaan tubuh. Pada vasokonstriksi pembuluh darah dalam kulit mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, sehingga keringat hampir dihentikan dan hilangnnya panas dibatasi. Dengan pengendalian ini pelepasan panas ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan tubuh (Pearce, 1979:243).

Pengaturan suhu pada kulit serta pelepasan panas ditentukan oleh aliran darah yang terdapat pada kulit (lapisan dermis). Arteriol dapat mengkerut (konstriksi) dan membesar (dilatasi) untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah. Dalam lingkungan yang dingin, vasokonstriksi menurunkan aliran darah melalui dermis dan dengan demikian mengurangi hilangnya panas. Dalam lingkungan yang hangat, vasodilatasi dalam dermis meningkatkan aliran darah ke permukaan tubuh dan hilangnya panas ke lingkungan. Mekanisme lain dimana panas hilang dari kulit dengan cara berkeringat. Kelenjar keringat ekrin mensekresikan keringat (air) ke permukaan kulit, dan kelebihan panas tubuh akan menguap. Ada beberapa faktor yang mampu meningkatkan produksi panas pada tubuh yaitu hormon tiroksin, hormon ephineprin yang dihasilkan oleh adrenal medula.(Scanlon, 2007: 397).

Pearce, Evelyn. 1979. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Scanlon, Valerie C. 2007. Essentials Of Anatomy And Phsiology Fifth Edition. USA: Davis Company.

Perbedaan Diabetes Tipe I dan Diabetes Tipe II

           Perbedaan diabetes tipe I dan II adalah penyebabnya, jika diabetes tipe I disebabkan oleh tidak diproduksinya insulin karena faktor genetik atau infeksi virus, sedangkan diabetes tipe II insulin tetap dihasilkan tetapi sel tidak mampu menerima signal tersebut (terjadi resistensi insulin). Resistensi insulin dapat terjadi akibat pankreas cacat, jumlah reseptor pada sel jauh lebih rendah dari normal, dan insulin tidak dapat melekatkan diri pada reseptor. Diabetes tipe II yang paling sering ditemukan dan bukan merupakan kelainan genetik melainkan timbul akibat pola hidup dan pola diet yang tidak sehat.
             Pengobatan diabetes tipe I adalah dengan injeksi atau penyuntikan insulin (exogenous insulin) untuk merangsang sel pankreas sedangkan diabetes tipe II adalah dengan mengkonsumsi obat-obatan Avandia dan Thiazolidinedione yang dapat meningkatkan sentivitas sel terhadap insulin, sehingga pengobatan ini mampu menahan hati dalam mensintesis glukosa (yang dirangsang bukan sel pankreas tetapi sel2 reseptornya).

Perbedaan subfamilia pada familia Leguminosae


Cleome spinosa


Cadaba fructicosa