Persyarafan
vaso-motorik mengendalikan arteriol kutan dengan dua cara, yaitu vasodilatasi
dan vasokonstriksi. Pada vasodilatasi arteriol memekar membuat kulit lebih
panas dan kelebihan panas cepat terpencar dan hilang karena kelenjar keringat
bertambah aktif dan karena hal tersebut terjadilah penguapan cairan dari
permukaan tubuh. Pada vasokonstriksi pembuluh darah dalam kulit mengerut, kulit
menjadi pucat dan dingin, sehingga keringat hampir dihentikan dan hilangnnya
panas dibatasi. Dengan pengendalian ini pelepasan panas ditambah atau dikurangi
sesuai dengan kebutuhan tubuh (Pearce, 1979:243).
Pengaturan suhu pada kulit serta pelepasan panas
ditentukan oleh aliran darah yang terdapat pada kulit (lapisan dermis).
Arteriol dapat mengkerut (konstriksi) dan membesar (dilatasi) untuk
meningkatkan atau menurunkan aliran darah. Dalam lingkungan yang dingin, vasokonstriksi menurunkan aliran darah melalui dermis dan dengan demikian mengurangi hilangnya panas. Dalam lingkungan yang hangat, vasodilatasi dalam dermis meningkatkan
aliran darah ke permukaan tubuh
dan hilangnya panas ke lingkungan. Mekanisme lain dimana panas
hilang dari kulit dengan cara
berkeringat. Kelenjar keringat
ekrin mensekresikan keringat
(air) ke permukaan kulit, dan kelebihan panas
tubuh akan menguap. Ada beberapa faktor yang
mampu meningkatkan produksi panas pada tubuh yaitu hormon tiroksin, hormon
ephineprin yang dihasilkan oleh adrenal medula.(Scanlon,
2007: 397).
Pearce,
Evelyn. 1979. Anatomi Dan Fisiologi Untuk
Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Scanlon,
Valerie C. 2007. Essentials Of Anatomy
And Phsiology Fifth Edition. USA: Davis Company.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar